29 January 2012

Agar Persahabatan Tidak Menjadi Permusuhan

Agar Persahabatan Tidak Menjadi Permusuhan

JANGAN PERNAH SALAH MENCINTAI !!

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
“Seseorang bersama dengan yang dicintainya (di akhirat kelak)” (HR Al-Bukhari no 6169)

Fenomena menyedihkan….tatkala banyak kaum muslimin -terutama dari golongan permuda- yang sangat mencintai para pelaku maksiat, bahkan dari kalangan orang-orang kafir !!! (terutama para pemain film dan para penyanyi serta para olahragawan). Foto orang-orang kafir tersebut mereka pajang di kamar-kamar mereka, menjadi penyejuk pandangan mereka….sebelum tidur dan tatkala bangun tidur…

Bahkan mereka meniru gaya berpakaian orang-orang kafir tersebut…, mereka hafalakan lantunan-lantunan orang-orang kafir tersebut…, mereka pelajari perjalanan hidup orang-orang kafir tersebut…!!

Jika salah seorang dari mereka ditanya tentang sejarah…, nama…, dan nasehat-nasehat Abu Bakar…Umar…Imam Syafii??, maka terdiamlah ia !!!

Bahkan kecintaan sebagian mereka sudah sangat mendalam kepada orang-orang kafir tersebut, terbukti tatkala para artis tersebut datang ke negeri-negeri kaum muslimin maka merekapun berbondong-bondong menyambut para idola mereka yang kafir, hingga ada yang histeris tatkala menyaksikan idolanya, bahkan ada diantara mereka yang pingsan karena terlalu gembira..?, bahkan ada yang sampai mati gara-gara berebutan dekat dengan para idola mereka yang kafir !!!.

Apa yang akan mereka perbuat dengan sabda Nabi “Seseorang (diukumpulkan diakhirat kelak) bersama yang ia cintai” ???!!!
KARENANYA…cintailah orang-orang sholeh.... Tirulah gaya hidup mereka…patuhilah petuah-petuah mereka…yaitu orang-orang yang jika kita mengingat mereka… maka kita mengingat akhirat…

Imam Syafi’i rohimahulloh pernah berkata –dengan penuh tawadhu- :
أُحِبُّ الصَّالحين وَ لَسْتُ مِنْهُمْ *** لَعَلِّيَ أََنْ أَنَالَ بِهِمْ شَفَاعَهْ
Aku mencintai orang-orang saleh meski aku bukan dari mereka
Aku berharap, dengan mencintai mereka aku nanti mendapatkan syafaat
وَأَكْرَهُ مَنْ تِجَارَتُهُ الْمَعَاصِي *** وَلَوْ كُنَّا سَوَاءً فِي الْبِضَاعَهْ
Dan aku membenci orang yang maksiat adalah dagangannya
Meski dagangan kami sama…

Anas Bin Malik radhiallahu 'anhu berkata:
فَمَا فَرِحْنَا بِشَيْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِيٍّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ، فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِيَّ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَأَرْجُو أَنْ أَكُوْنَ مَعَهُمْ بِِحُبِّيْ إِيَّاهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ
"Kami tidak pernah gembira karena sesuatu apapun sebagaimana kegembiraan kami karena mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “Engkau bersama yang engkau cintai”. Anas berkata, “Aku mencintai Nabi, Abu Bakar, dan Umar dan aku berharap aku (kelak dikumpulkan) bersama mereka meskipun aku tidak beramal sebagaimana amalan sholeh mereka" (HR Al-Bukhari no 3688 dan Muslim 4/2032).

Siapa tahu karena kecintaan yang tulus maka kita akan dikumpulkan bersama Abu Bakar di surga…, bahkan dikumpulkan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam…

update status fb,
Ustadz Abu AbdilMuhsin Firanda Andirja
(12.37PM WIB, 5 RabiulAwwal 1433 H, 29-1-2012)

If One, Care to Ask


if one care to ask„


then no one should deny, that you are dearest and special to us,


because this is the beeeautiful syaree’ah of Islam that teach and lead us to do so,


to be care of your kind highly, and to negate those contemptuous judgement on how Islam delight her ladies„

Pengen beli sup buah lagi

gambar tidaklah berkesesuaian dengan kisah
(Peringatan : efek samping berupa pengaruh dramatisasi)

Kalau sempat singgah di Pandega Marta, jalan alternatif menuju ring road utara, kira-kira arah barat laut dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, di sana tersedia jajanan sup buah cukup dengan empat ribu rupiah seporsinya.

Tergantung dari jenis dan komposisi buahnya, harga segitu sudah lumayan banyak isinya. Apalagi bagi para penderita dahaga, di saat pagi sudah mulai menyengat, setelah main futsal.

Ditambah dengan hujan, yang akhir-akhir ini jarang menyapa, telah menyindir semua hati yang peka,,, sungguh maksiat apa yang kini menjadi biasa.
Ditengah segarnya irisan buah dan lumeran sirup serta susu kental manis, ternyata rasa ini bisa menjadi miris meringis.

Ada adik laki-laki yang duduk tak jauh dari saya, kira-kira umurnya kurang dari 5 tahun, berpose dengan lucunya. Dengan kedua tangan kecilnya ia menggenggam erat hp kakak perempuannya, yang sedang sibuk menyiapkan sup buah untuk para pembeli, sembari ia tempelkan di pipi tembemnya yang sebelah kiri.

Handphone itu sebenarnya masih cukup jelas terdengar, memutar lagu dangdut yang liuk menggeliat ke telinga, tapi laki-laki mungil ini masih terlalu polos untuk mengerti desahan suara wanita di hp itu. Dua pasang bibir tipisnya sudah terlanjur bergerak patah-patah namun seirama mengikuti sesatnya alunan musik itu.

Mata adik ini memandang kosong ke cakrawala, hanya fokus pada genggamannya dan apa yang didengarnya.Sekali-kali celotehnya terdengar mengulangi bait demi bait. Terkadang kepalanya pun ikut melenggak selaras dengan tabuhan gendang.
Ia pun terus bersenandung, seakan tak peduli respons gemas orang di sekitar yang sedari tadi mengamati tingkah imutnya.

Para penonton hanya tersenyum dan tertawa lirih, kagum menyaksikan keluguan tanpa noda yang sedang asyik mengiringi lirik nada tak berarti.

Tidak butuh analisa tajam dan terpercaya untuk memprediksi bahwa tidak lama lagi, anak ini akan menghafal di luar kepala apa yang ia dengarkan.

Aduh sayang,, disayang,,,,,,,
saya sudah melaju meninggalkannya,, bingung,, apakah terkesima dengan murahnya sup buah di hari yang terik seperti ini, atau karena adegan singkat, remeh, namun meresahkan tadi.

Akhirnya,, setelah kini bersandar di dinding kamar,, duniaku dialihkan oleh mushaf Al-Quran yang tergeletak sepi di atas meja., tiba-tiba saja tersemburat dalam dada

“ku ingin beli sup buah lagi”.